Setelah sekian lama berpisah dengan Rasulullah, Tsawban mendatangi Rasulullah. Kini ia berubah: wajahnya pucat, murung, dan badannya kurus.
Melihat penampilan Tsawban yang berubah drastis, Rasulullah menanyakan apa gerangan yang terjadi dengan dirinya.
Masya Allah, dengarlah jawaban Tsawban.
Kata Tsawban, ‘Aku tidak sakit, wahai Rasulullah. Hanya saja, jika aku tidak melihat wajahmu beberapa saat saja, maka aku begitu merasa kesepian dan rindu ingin
segera berjumpa denganmu. Lalu, aku berpikir di akhirat nanti aku tidak akan mungkin lagi melihatmu, karena kalaupun aku masuk surga, toh engkau pasti berada di tempat para Nabi. Ujung-ujungnya aku pun tidak pernah lagi berjumpa denganmu’.
Tidak lama setelah Rasulullah saw. mendengar perkataan Tsawban, turunlah wahyu,
‘Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka akan bersama orang-orang yang Allah berikan nikmat, yaitu berada di golongan para Nabi, orang-orang yang tulus (shiddiq), para syuhada, dan orang-orang shalih’ (Q.s. an-Nisa’, ayat 69).
Begitulah.
Rasulullah saw. adalah figur yang paling pantas kita cintai dan idolakan. Jika kita mengidolakan orang lain, maka suatu saat kita akan kecewa. Jika kita mengidolakan artis, selebritis, politisi, atau lainnya, suatu saat kita akan kecewa karena perilaku mereka tidak sesuai harapan kita. Orang-orang semacam ini memang tidak pantas kita idolakan.
Cintailah Rasulullah, niscaya kita akan kembali berkumpul bersamanya.
Ya Allah, jadikan kami salah satu orang yang Kau kumpulkan bersama para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin…
0 komentar:
Posting Komentar